Selasa, 06 Desember 2016

Pengaruh Pengobatan Alternatif di Masyarakat




     Pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional menurut WHO adalah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang diterangkan secara ilmiah atau tidak, dalam melakukan diagnosis, prevensi, dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental, maupun sosial.
     Menurut kamus kesehatan, pengobatan alternatif dikenal juga sebagai pengobatan komplementer atau pengobatan integrative atau holistik, juga dapat merujuk kepada pengobatan medis apapun yang tanpa menggunakan obat.

Jenis-jenis Pengobatan Alternatif
      Dalam bukunya yang berjudul “Terapi Alternatif dan Gaya Hidup, Setiono Mangoenprasodjo dan Sri Nur Hidayati (2005), menyusun jenis-jenis terapi atau pengobatan alternatif ke dalam lima kelompok. Kelima jenis pengobatan alternatif tersebut, yaitu:
a.       Terapi Penyembuhan dengan Pengobatan Cina.
Sistem pengobatan ini, berasal dan berkembang di Tiongkok atau rumpun uang sama (Jepang dan Korea), yang kemudian berkembang ke berbagai pelosok negeri di dunia dalam aneka bentuk. Basis fundamental dalam system pengobatan ini, yaitu filsafat yang melihat manusia sebagai mikrokosmos dari jagat raya dan secara interen terhubung dengannya, dengan alam dan seluruh kehidupan. Pengobatan Cina ini dapat dikelompokkan lagi menjadi lima, yaitu (1) pengobatan dengan herba, (2) akupuntur dan akupresur, (3) moksibasi atau pemanasanuntuk jenis pengobatan khusus, (4) diet dan nutrisi, (5) Tui Na: pijat  pengobatan Cina. Sebagai contoh dari jenis terapi Cina yaitu akupuntur dan akupresur, chikung, penyembuhan tao dan falun gong.

b.      Terapi Pengobatan dengan Spiritual Healing.
Terapi jenis ini, biasa pula disebut dengan terapi rohani. Dalam jenis yang kedua ini, Mangoenprasodjo dan Hidayati, (2005) menyebut dua ciri utama, yaitu (1) walaupun ada biaya pengobatan yang mahal, namun jenis pengobatan ini berupaya untuk memberikan pengobatan yang murah dan mudah, serta (2) memiliki karakter keilmiahan mulai yang bisa nalar sampai kategori mistik. Misalnya bioenergi, reiki, prana, hipnoterapi.

c.       Terapi Alternatif dengan Menggunakan sumber bahan dari alam.
Alam, sebgaimana diketahui bersama, memiliki sumber daya potensial untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, termasuk bidang kesehatan. Semenjak masa purba, sampai saat ini, sumber daya alam baik hewan, tumbuhan, energy alam atau gejala alam, banyak digunakan manusia untuk membantu dalam proses penyembuhan. Jenis terapi yang masuk dalam kategori ini, yaitu terapi energy bunga, terapi kristal, terapi lilin, terapi warna, terapi musik, terapi energi piramida, dan helioterapi.

d.      Dalam bukunya, Setiono Mangoenprasodjo dan Sri Nur Hidayati (2005) memisahkan pembahasan antara pengobatan Cina dengan terapi penyembuhan dengan penekanan tubuh seperti pijat, refleksiologi, shiatsu, chiropatic, dan craniosacral terapi, walaupun sesungguhnya jenis-jenis pengobatan tersebut ada yang berkembang di negeri Tiongkok.

e.       Terapi rileksasi, ketenangan jiwa dan penyeimbangan misalnya meditas, yoga, terapi tertawa, hot stone message.

Saat ini, pengobatan tradisional atau alternatif yang masih dipertahankan masyarakat adalah ”kerokan’’. Di era modern ini, pengobatan tradisional “kerokan”belum hilang pamornya. Masyarakat masih melakukan kerokan ketika sedang masuk angin. Kerokan awalnya terkenal di daerah Jawa, kemudian menyebar ke daerah-daerah lain. Pengobatan ini juga dikenal di Vietnam dengan nama cao gio yang arti secara harfiahnya yaitu “mengerok angin”. Orang jawa sering sekali menggunakan kerokan sebagai media penyembuhan. Biasanya kerokan ini dilakukan dengan menggunakan benda tumpul seperti koin, batu giok, potongan jahe atau potongan bawang lalu digosokkan ke bagian punggung hingga berwarna merah dan berbentuk garis panjang. Saat dikerok, biasanya akan terjadi perubahan warna kulit.
Ada kepercayaan bahwa, koin juga berfungsi untuk menarik roh jahat yang membuat penderita sakit keluar dari badannya, kerena roh jahat seringkali dianggap tertarik dengan uang.






Faktor yang Memengaruhi Masyarakat Lebih Memilih Pengobatan Alternatif atau Pengobatan Tradisional

1. Faktor Sosial : melibatkan interaksi sosial yang kemudian diberika sugesti-sugesti oleh seseorang, sehingga masyarakat mengikuti pengaruh tersebut tanpa harus berpikir lama.
2. Faktor Ekonomi : faktor ini sebagai pemerkuat persepsi masyarakat bahwa pengobatan tradisional membutuhkan sedikit tenaga, biaya, waktu.
3. Faktor Budaya :  nilai budaya memengaruhi pembentukan suatu individu. Semua kebudayaan memiliki cara pengobatan sesuai dengan kepercayaan pada suku bangsanya. Beberapa kebudayaan melibatkan metode ilmiah atau melibatkan kekuatan supernatural.
4. Faktor Psikologis : peranan sakit merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan. Dalam rangka mencari kesembuhan, masyarakat berhak mencari pengobatan,termasuk datang ke pengobatan alternatif.
5. Faktor Kejenuhan terhadap Pelayanan : faktor ini disebabkan karena kejenuhan sang penderita memilih jalur pengobatan alternatif yang dapat mempercepat proses penyembuhannya.
6. Faktor Manfaat dan Keberhasilan : keberhasilan dan efektifitas dari pengobatan alternatif menjadi alasan yang berpengaruh terhadap pemilihan pengobatan alternatif.
7. Faktor Pengetahuan : sebagian besar pengetahuan manusia dipengaruhi oleh indera atau pikiran yang merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

Hasil gambar untuk kerokan


Dampak Pengobatan Alternatif bagi Masyarakat
       Pengobatan alternatif memiliki dampak positif dan negatif bagi manusia atau masyarakat. Dampak negatifnya adalah apabila masyarakat kurang kritis dalam memanfaatkan pengobatan alternatif, maka akan berdampak pada kesehatannya sendiri, yang tadinya sakit bisa menjadi lebih parah sakitnya bahkan dapat mengalami kematian. Dampak positifnya yaitu masyarakat berobat dengan  biaya yang murah. Selain murah, apabila masyarakat menggunakan pengobatan alternatif secara herbal, mereka  juga dapat terhindar dari bahan bahan kimia obat atau bahan farmakologi.
Dampak kerokan yaitu:
1.      Kontradiksi dini
2.      Infamasi
Infamasi yaitu memiliki ciri kemerahan pada kulit yang menandakan karena adanya jaringan yang meradang yangmengandung banyak darah akibat pembuluh kapiler yang tadinya kosong karena menyempit telah melebar dan diisi banyak darah. Yang menjadi masalah adalah reaksi saat terjadinya infamasi yang mengeluarkan zat yang disebut “Cytokines” yang merupakan selayang yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Zat ini dapat memicu pelepasan prostaglandin yang bisa menyebabkan kontraksi pada rahim.



            Solusi
1.      Memberikan upaya promosi kesehatan kepada masyarakat supaya memilih pengobatan yang dapat dipertangggungjawabkan dari segi keilmiahannya dan keamanannya.
2.      Memperbaiki pelayanan kesehatan agar masyarakat merasa puas, serta nyaman dan sudah tidak ada keraguan lagi untuk berobat melalui pengobatan medis.
3.      Perbaikan sifat tenaga kesehatan kepada pasien supaya lebih ramah, agar pasien yang sedang menjalani pengobatan merasa nyaman.
4.      Memperbaiki komunikasi antar dokter dengan apoteker, ataupun dokter dengan bawahan yang lainnya supaya tidak terjadi miss komunikasi atau kesalahpahaman serta mengurangi persepsi masyarakat akan masalah kesalahan pemberian obat ataupun kegagalan dalam operasi.
5.      Pemerintah meringankan biaya kesehatan untuk masyarakat di Indonesia yang cukup mahal.



0 komentar:

Posting Komentar