Pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional menurut WHO adalah ilmu dan
seni pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan pengalaman praktek,
baik yang diterangkan secara ilmiah atau tidak, dalam melakukan diagnosis,
prevensi, dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental, maupun
sosial.
Menurut kamus kesehatan, pengobatan
alternatif dikenal juga sebagai pengobatan komplementer atau pengobatan
integrative atau holistik, juga dapat merujuk kepada pengobatan medis apapun
yang tanpa menggunakan obat.
Jenis-jenis Pengobatan Alternatif
Dalam bukunya yang berjudul “Terapi
Alternatif dan Gaya Hidup, Setiono Mangoenprasodjo dan Sri Nur Hidayati (2005),
menyusun jenis-jenis terapi atau pengobatan alternatif ke dalam lima kelompok.
Kelima jenis pengobatan alternatif tersebut, yaitu:
a. Terapi
Penyembuhan dengan Pengobatan Cina.
Sistem
pengobatan ini, berasal dan berkembang di Tiongkok atau rumpun uang sama
(Jepang dan Korea), yang kemudian berkembang ke berbagai pelosok negeri di
dunia dalam aneka bentuk. Basis fundamental dalam system pengobatan ini, yaitu
filsafat yang melihat manusia sebagai mikrokosmos dari jagat raya dan secara
interen terhubung dengannya, dengan alam dan seluruh kehidupan. Pengobatan Cina
ini dapat dikelompokkan lagi menjadi lima, yaitu (1) pengobatan dengan herba,
(2) akupuntur dan akupresur, (3) moksibasi atau pemanasanuntuk jenis pengobatan
khusus, (4) diet dan nutrisi, (5) Tui Na:
pijat pengobatan Cina. Sebagai contoh
dari jenis terapi Cina yaitu akupuntur dan akupresur, chikung, penyembuhan tao
dan falun gong.
b. Terapi
Pengobatan dengan Spiritual Healing.
Terapi
jenis ini, biasa pula disebut dengan terapi rohani. Dalam jenis yang kedua ini,
Mangoenprasodjo dan Hidayati, (2005) menyebut dua ciri utama, yaitu (1)
walaupun ada biaya pengobatan yang mahal, namun jenis pengobatan ini berupaya
untuk memberikan pengobatan yang murah dan mudah, serta (2) memiliki karakter
keilmiahan mulai yang bisa nalar sampai kategori mistik. Misalnya bioenergi,
reiki, prana, hipnoterapi.
c. Terapi
Alternatif dengan Menggunakan sumber
bahan dari alam.
Alam,
sebgaimana diketahui bersama, memiliki sumber daya potensial untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia, termasuk bidang kesehatan. Semenjak masa purba, sampai
saat ini, sumber daya alam baik hewan, tumbuhan, energy alam atau gejala alam,
banyak digunakan manusia untuk membantu dalam proses penyembuhan. Jenis terapi
yang masuk dalam kategori ini, yaitu terapi energy bunga, terapi kristal,
terapi lilin, terapi warna, terapi musik, terapi energi piramida, dan
helioterapi.
d. Dalam
bukunya, Setiono Mangoenprasodjo dan Sri Nur Hidayati (2005) memisahkan
pembahasan antara pengobatan Cina dengan terapi penyembuhan dengan penekanan
tubuh seperti pijat, refleksiologi, shiatsu,
chiropatic, dan craniosacral terapi, walaupun sesungguhnya jenis-jenis
pengobatan tersebut ada yang berkembang di negeri Tiongkok.
e.
Terapi
rileksasi, ketenangan jiwa dan penyeimbangan
misalnya meditas, yoga, terapi tertawa, hot
stone message.
Saat
ini, pengobatan tradisional atau alternatif yang masih dipertahankan masyarakat
adalah ”kerokan’’. Di era modern ini, pengobatan tradisional “kerokan”belum
hilang pamornya. Masyarakat masih melakukan kerokan ketika sedang masuk angin.
Kerokan awalnya terkenal di daerah Jawa, kemudian menyebar ke daerah-daerah
lain. Pengobatan ini juga dikenal di Vietnam dengan nama cao gio yang arti secara harfiahnya yaitu “mengerok angin”. Orang
jawa sering sekali menggunakan kerokan sebagai media penyembuhan. Biasanya
kerokan ini dilakukan dengan menggunakan benda tumpul seperti koin, batu giok,
potongan jahe atau potongan bawang lalu digosokkan ke bagian punggung hingga
berwarna merah dan berbentuk garis panjang. Saat dikerok, biasanya akan terjadi
perubahan warna kulit.
Ada
kepercayaan bahwa, koin juga berfungsi untuk menarik roh jahat yang membuat
penderita sakit keluar dari badannya, kerena roh jahat seringkali dianggap
tertarik dengan uang.
Faktor yang Memengaruhi Masyarakat Lebih Memilih Pengobatan Alternatif atau
Pengobatan Tradisional
1. Faktor Sosial :
melibatkan interaksi sosial yang kemudian diberika sugesti-sugesti oleh
seseorang, sehingga masyarakat mengikuti pengaruh tersebut tanpa harus berpikir
lama.
2. Faktor Ekonomi : faktor
ini sebagai pemerkuat persepsi masyarakat bahwa pengobatan tradisional
membutuhkan sedikit tenaga, biaya, waktu.
3. Faktor Budaya : nilai budaya memengaruhi pembentukan suatu
individu. Semua kebudayaan memiliki cara pengobatan sesuai dengan kepercayaan
pada suku bangsanya. Beberapa kebudayaan melibatkan metode ilmiah atau
melibatkan kekuatan supernatural.
4. Faktor Psikologis :
peranan sakit merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan. Dalam rangka
mencari kesembuhan, masyarakat berhak mencari pengobatan,termasuk datang ke pengobatan
alternatif.
5. Faktor Kejenuhan
terhadap Pelayanan : faktor ini disebabkan karena kejenuhan sang penderita
memilih jalur pengobatan alternatif yang dapat mempercepat proses
penyembuhannya.
6. Faktor Manfaat dan
Keberhasilan : keberhasilan dan efektifitas dari pengobatan alternatif menjadi
alasan yang berpengaruh terhadap pemilihan pengobatan alternatif.
7. Faktor Pengetahuan : sebagian besar
pengetahuan manusia dipengaruhi oleh indera atau pikiran yang merupakan hal
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Dampak Pengobatan Alternatif bagi Masyarakat
Pengobatan
alternatif memiliki dampak positif dan negatif bagi manusia atau masyarakat. Dampak
negatifnya adalah apabila masyarakat kurang kritis dalam memanfaatkan
pengobatan alternatif, maka akan berdampak pada kesehatannya sendiri, yang
tadinya sakit bisa menjadi lebih parah sakitnya bahkan dapat mengalami kematian.
Dampak positifnya yaitu masyarakat berobat dengan biaya yang murah. Selain murah, apabila
masyarakat menggunakan pengobatan alternatif secara herbal, mereka juga dapat terhindar dari bahan bahan kimia
obat atau bahan farmakologi.
Dampak kerokan yaitu:
1. Kontradiksi
dini
2. Infamasi
Infamasi
yaitu memiliki ciri kemerahan pada kulit yang menandakan karena adanya jaringan
yang meradang yangmengandung banyak darah akibat pembuluh kapiler yang tadinya
kosong karena menyempit telah melebar dan diisi banyak darah. Yang menjadi
masalah adalah reaksi saat terjadinya infamasi yang mengeluarkan zat yang
disebut “Cytokines” yang merupakan selayang yang bisa meningkatkan kekebalan
tubuh. Zat ini dapat memicu pelepasan prostaglandin yang bisa menyebabkan kontraksi
pada rahim.
Solusi
1. Memberikan
upaya promosi kesehatan kepada masyarakat supaya memilih pengobatan yang dapat
dipertangggungjawabkan dari segi keilmiahannya dan keamanannya.
2. Memperbaiki
pelayanan kesehatan agar masyarakat merasa puas, serta nyaman dan sudah tidak
ada keraguan lagi untuk berobat melalui pengobatan medis.
3. Perbaikan
sifat tenaga kesehatan kepada pasien supaya lebih ramah, agar pasien yang
sedang menjalani pengobatan merasa nyaman.
4. Memperbaiki
komunikasi antar dokter dengan apoteker, ataupun dokter dengan bawahan yang
lainnya supaya tidak terjadi miss
komunikasi atau kesalahpahaman serta mengurangi persepsi masyarakat akan
masalah kesalahan pemberian obat ataupun kegagalan dalam operasi.
5. Pemerintah
meringankan biaya kesehatan untuk masyarakat di Indonesia yang cukup mahal.
0 komentar:
Posting Komentar