Sabtu, 10 Desember 2016

Lingkungan

Lingkungan merupakan unsur yang sangat berperan penting bagi kehidupan mahluk hidup, terutama manusia. Kehidupan manusia sehari-hari tidak lepas dari lingkungan. Semua aktifitas manusia membutuhkan peran lingkungan baik untuk makan, minum, bekerja, dan bahkan beristirahat pun memerlukan dukungan lingkungan hidup yang baik. Oleh karena itu, lingkungan yang baik bisa dibilang merupakan salah satu unsur utama dalam kehidupan manusia. Mahluk hidup membutuhkan lingkungan untuk tetap bertahan hidup dan tidak punah. Lingkungan bahkan dapat diartikan sebagai tempat kehidupan, karena disinilah manusia dapat menemukan bahan-bahan makanan untuk nantinya diolah sebagai konsumsi sehari-hari, oksigen untuk bernafas, tempat tinggal yang nyaman untuk manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Hasil gambar untuk lingkungan

Lingkungan mempunyai pengaruh dan kepentingan yang terbesar dibandingkan tiga faktor lainnya dalam berperanan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Termasuk dalam kategori lingkungan di sini antara lain adalah lingkungan fisik, sosial budaya, pendidikan dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian Robert Tilden University Of Michigan (Taunaumang, A (1993) yang mengadakan penelitian pada 65 negara berkembang yang dilaksanakan antara tahun 1960-1965 dan terhadap 6 negara pada tahun 1974, dapat disimpulkan bahwa dengan peningkatan pendidikan akan meningkatkan umur harapan hidup secara bermakna. Umur harapan hidup  merupakan salah satu indikator utama dalam menentukan derajat kesehatan suatu bangsa. De­ngan demikian dapat dikatakan bahwa pelayanan kesehatan yang baik, belum tentu dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara maksimal, jika tidak disertai dengan peningkatan kondisi lingkungan serta perubahan perilaku ke arah yang menguntungkan kesehatan.

Selasa, 06 Desember 2016

Hipoglikemia

Penyakit Hipoglikemia

A.    Pengertian Hipoglikemia
Penyakit Hipoglikemia didefinisikan sebagai keadaan di mana kadar glukosa lebih rendah dari 45 mg/dL-50 mg/dL. Hipoglikemia juga bisa di definisikan sebagai keadaan dimana kadar gula darah di bawah 60 mg/dL dan disertai dengan adanya gejala klinis pada penderita. Pravelensi hipoglikemia juga cukup tinggi, kurang lebih 90% pasien yang mendapatkan terapi imsulin pernah mengalami hipoglikemia (Ernawati, 2010).
Hasil gambar untuk hipoglikemia
Efek hipoglikemia sangat berkaitan dengan sistem saraf pusat, sistem pencernaan, dan sistem peredaran darah. Glukosa sendiri merupakan bahan bakar utama metabolisme untuk otak. Otak tidak dapat mensintesis glukosa apabila kadar glukosa  dalam tubuh sedikit, oleh karena itu gangguan pasokan glukosa dapat menimbulkan disfungsi sistem saraf pusat sehingga akan menyebabkan pusing, bingung, dan lemah (Kedia, 2011).

   B.     Penyebab Hipoglikemia
Menurut Boyle (2007), penyebab hipoglikemi yaitu:
1.      Dosis pemberian insulin yang kurang tepat, sehingga asupan karbohidrat berkurang karena asupan glukosa berkurang.
2.      Gangguan ginjal
Hipoglikemia pada gangguan ginjal dapat diakibatkan oleh penurunan glukoneogenesis, kerja insulin berlebih sehingga berkurangnya asupan kalori.
3.      Terapi salsilat
Salisilat mampu menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sekresi insulin yang distimulasi glukosa pada orang normal maupun orang yang terkena diabetes.
4.      Usia : hipoglikemia muncul lebih berat dan terjadi pada kadar gula yang lebih tinggi pada orang tua dibandingkan dengan usia yang lebih muda.
5.      Konsumsi alkohol yang dapat menyebabkan produksi glukosa endogen berkurang.

C.     Gejala dan tanda hipoglikemia
Kadar gula darah
Gejala neurogenik
Gejala neuroglikopenik
59,4 mg/dL
Berkeringat
Ataxia, paresthesia
50,4 mg/dL
Mulut kering,rasa kelaparan
Sakit kepala
39,5 mg/dL
pucat
Kejang, koma, kematian


D.    Klasifikasi klinis Hipoglikemia Akut

Ringan
Simtomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan pada aktivitas sehari-hari. Biasanya terjadi lapar, dan mual.
Sedang
Simtomatik, dapat diatasi sendiri,. tetapi dapat menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari-hari. Biasanya terjadi penurunan daya ingat, konsenterasi, penurunan koordinasi gerak
Berat
Sering tidak simtomatik, pasien tidak dapat mengatasi sendiri karena adanya gangguan kognitif. Sehingga:
a.       Membutuhkan pihak ketiga tetapi tidak membutuhkan terapi parental.
b.      Disertai kejang atau koma.

E.     Pencegahan Hipoglikemia

Pengaruh Pengobatan Alternatif di Masyarakat




     Pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional menurut WHO adalah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang diterangkan secara ilmiah atau tidak, dalam melakukan diagnosis, prevensi, dan pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental, maupun sosial.
     Menurut kamus kesehatan, pengobatan alternatif dikenal juga sebagai pengobatan komplementer atau pengobatan integrative atau holistik, juga dapat merujuk kepada pengobatan medis apapun yang tanpa menggunakan obat.

Jenis-jenis Pengobatan Alternatif
      Dalam bukunya yang berjudul “Terapi Alternatif dan Gaya Hidup, Setiono Mangoenprasodjo dan Sri Nur Hidayati (2005), menyusun jenis-jenis terapi atau pengobatan alternatif ke dalam lima kelompok. Kelima jenis pengobatan alternatif tersebut, yaitu:
a.       Terapi Penyembuhan dengan Pengobatan Cina.
Sistem pengobatan ini, berasal dan berkembang di Tiongkok atau rumpun uang sama (Jepang dan Korea), yang kemudian berkembang ke berbagai pelosok negeri di dunia dalam aneka bentuk. Basis fundamental dalam system pengobatan ini, yaitu filsafat yang melihat manusia sebagai mikrokosmos dari jagat raya dan secara interen terhubung dengannya, dengan alam dan seluruh kehidupan. Pengobatan Cina ini dapat dikelompokkan lagi menjadi lima, yaitu (1) pengobatan dengan herba, (2) akupuntur dan akupresur, (3) moksibasi atau pemanasanuntuk jenis pengobatan khusus, (4) diet dan nutrisi, (5) Tui Na: pijat  pengobatan Cina. Sebagai contoh dari jenis terapi Cina yaitu akupuntur dan akupresur, chikung, penyembuhan tao dan falun gong.

b.      Terapi Pengobatan dengan Spiritual Healing.
Terapi jenis ini, biasa pula disebut dengan terapi rohani. Dalam jenis yang kedua ini, Mangoenprasodjo dan Hidayati, (2005) menyebut dua ciri utama, yaitu (1) walaupun ada biaya pengobatan yang mahal, namun jenis pengobatan ini berupaya untuk memberikan pengobatan yang murah dan mudah, serta (2) memiliki karakter keilmiahan mulai yang bisa nalar sampai kategori mistik. Misalnya bioenergi, reiki, prana, hipnoterapi.

c.       Terapi Alternatif dengan Menggunakan sumber bahan dari alam.
Alam, sebgaimana diketahui bersama, memiliki sumber daya potensial untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, termasuk bidang kesehatan. Semenjak masa purba, sampai saat ini, sumber daya alam baik hewan, tumbuhan, energy alam atau gejala alam, banyak digunakan manusia untuk membantu dalam proses penyembuhan. Jenis terapi yang masuk dalam kategori ini, yaitu terapi energy bunga, terapi kristal, terapi lilin, terapi warna, terapi musik, terapi energi piramida, dan helioterapi.

d.      Dalam bukunya, Setiono Mangoenprasodjo dan Sri Nur Hidayati (2005) memisahkan pembahasan antara pengobatan Cina dengan terapi penyembuhan dengan penekanan tubuh seperti pijat, refleksiologi, shiatsu, chiropatic, dan craniosacral terapi, walaupun sesungguhnya jenis-jenis pengobatan tersebut ada yang berkembang di negeri Tiongkok.

e.       Terapi rileksasi, ketenangan jiwa dan penyeimbangan misalnya meditas, yoga, terapi tertawa, hot stone message.

Saat ini, pengobatan tradisional atau alternatif yang masih dipertahankan masyarakat adalah ”kerokan’’. Di era modern ini, pengobatan tradisional “kerokan”belum hilang pamornya. Masyarakat masih melakukan kerokan ketika sedang masuk angin. Kerokan awalnya terkenal di daerah Jawa, kemudian menyebar ke daerah-daerah lain. Pengobatan ini juga dikenal di Vietnam dengan nama cao gio yang arti secara harfiahnya yaitu “mengerok angin”. Orang jawa sering sekali menggunakan kerokan sebagai media penyembuhan. Biasanya kerokan ini dilakukan dengan menggunakan benda tumpul seperti koin, batu giok, potongan jahe atau potongan bawang lalu digosokkan ke bagian punggung hingga berwarna merah dan berbentuk garis panjang. Saat dikerok, biasanya akan terjadi perubahan warna kulit.
Ada kepercayaan bahwa, koin juga berfungsi untuk menarik roh jahat yang membuat penderita sakit keluar dari badannya, kerena roh jahat seringkali dianggap tertarik dengan uang.